Selasa, 16 Februari 2016

Berkah Rupiah Dari Kerajinan Daur Ulang Sampah

07.22 Posted by Unknown No comments

Berawal dari gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah di lingkungan sekitar rumahnya, siapa sangka bila kini Fajar Purwaningsih mampu meraup berkah rupiah dari bisnis kerajinan daur ulang sampah

Ditemui di rumahnya yang sekaligus menjadi bengkel produksi kerajinan daur ulang sampah yang Ia beri nama Radit Collecon, Fajar mengaku bahwa awalnya Ia mengiku pelahan pengolahan sampah hingga akhirnya Ia memiliki keterampilan seper sekarang ini.

“Jadi usaha yang kami jalankan disini yang pertama adalah menghasilkan produk daur ulang dari bahan baku limbah dan yang kedua memberikan pendidikan dan pelahan atau diklat mengenai pengelolaan dan pemanfaatan limbah,” ujarnya keka ditemui m liputan BisnisUKM.com di Perum Taman Sedayu 1 Dusun Metes Argorejo Sedayu Bantul Yogyakarta.

Awal Mula Memulai Bisnis Kerajinan Tangan Daur Ulang Sampah

Awalnya bisnis kerajinan daur ulang sampah ini dirins sejak tahun 2006 setelah gempa, namun saat itu baru berupa sebuah gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah di lingkungan sekitar. 

Kemudian pada tahun 2007 Unilever yang bekerjasama dengan KR Group dan didukung oleh 5 pemerintah kabupaten yang ada di Yogyakarta mengadakan lomba kampung bersih. Dari situlah Fajar diberi kesempatan untuk mengiku sebuah pelahan tentang pengolahan sampah.

“Melalui pelahan pengolahan sampah tersebut kami diajarkan mengenai bagaimana cara memilah sampah, mengatasi masalah sampah dan lain sebagainya. Dari situ kita mendapatkan solusi untuk menangani masalah sampah yaitu dengan menjualnya kepada pengepul. 

Namun untuk yang masalah sampah plask, kami bingung bagaimana cara mengolahnya. Akhirnya mencari referensi melalui buku, internet dan mendatangi salah satu pelaku yang bergerak di bidang pengolahan sampah,” katanya.

Modal Keterampilan Kini Jadi Sumber Pendapatan

Tak sampai disitu, Fajar kembali diberi kesempatan lagi oleh Unilever untuk mengiku kursus selama dua hari mengenai bagaimana cara membuat kerajinan daur ulang. “Dalam kursus tersebut kami diajarkan bagaimana cara memanfaatkan limbah plask dan kami juga dibekali dengan satu mesin untuk membantu proses pembuatan kerajinan dari limbah plask,” jelasnya.

Titik awal inilah yang membuat Fajar mulai belajar dan terus belajar membuat kerajinan daur ulang sampah plask, yang awalnya Ia dak bisa menjahit sekarang juga sudah bisa menjahit. “Setelah kami bisa menghasilkan banyak produk kerajinan daur ulang sampah plask, masalah lain kembali datang. 

Sekarang ini kami bingung mengenai pemasaran produk. Dengan produk daur ulang plask yang demikian banyak ini, bagaimana cara memasarkannya?,” ucap Fajar sembari tertawa.

Meski awalnya tak mudah bagi Fajar untuk memasarkan produk daur ulang sampah, namun Ia tak lantas menyerah untuk mengembangkan bisnis kerajinan tersebut. “Pada tahun 2008 saya meminta bantuan kepada Dinas agar memberikan sebuah stan untuk mengiku sebuah pameran Bantul Expo pada bulan Agustus. 

Dari situ kami mendapat respon yang sangat bagus sekali dari masyarakat bahkan dari turis mancanegara. Karena itulah kami menjadi lebih bersemangat terlebih lagi kami juga mendapat arahan dari Dinas untuk mempromosikan produk-produk tersebut. Kami diajarkan mempromosikan produk melalui internet,” paparnya.

Memperluas Pasar Melalui Internet

Setelah melakukan promosi melalui internet, akhirnya pesanan mulai berdatangan dari berbagai daerah. Pada tahun 2011 Radit Collecon juga mendapatkan permintaan untuk memberikan pendidikan atau pelahan cara membuat kerajinan daur ulang sampah di Kalimantan Tengah.
Tidak hanya dengan Dinas Kalimantan Tengah, di Yogyakarta sendiri Fajar juga sering mengadakan kerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Propinsi dengan membuat jejaring Mer Bumi Lestari yang diprakarsai oleh Badan Lingkungan Hidup Propinsi.

Bersamaan dengan itu, kota Bantul juga membuat jejaring khusus yang bernama Amor. Di jejaring Amor tersebut kami bertemu dengan banyak pelaku usaha daur ulang sampah khusus kota Bantul.

Sampai dengan sekarang ini kami sudah mengiku beberapa pameran mulai dari pameran lokal hingga pameran nasional, kemudian kami juga memberikan pelahan di berbagai wilayah di Indonesia  seper Kalimantan, Sumatera, Jawa Timur dan masih banyak lagi. Dalam waktu satu tahun kami biasanya memberikan pelahan sekitar 5 kali.

Produk kerajinan daur ulang sampah yang Fajar produksi diantaranya adalah sandal, dompet, tas, tempat laptop, gantungan kunci, piring hias, payung dan masih banyak lagi tergantung pesanan dari konsumen. 

Bahkan banyak juga pesanan datang dari luar negeri seper dari Perancis. “Harga jual produk sangat beraneka ragam mulai dari harga Rp 1.000,00 untuk gantungan kunci hingga harga Rp 400.000,00 untuk travel bag,” ujarnya. Selama ini Fajar termovasi untuk menjalankan usaha ini karena unsur sosial dan juga peduli terhadap lingkungan hidup. 

“Yang selalu saya tanamkan dalam diri saya dan orang-orang yang mengiku pelahan adalah bahwa sampah jika dak kita kelola dengan benar maka akan menimbulkan masalah yang sangat serius, namun jika sampah tersebut kita kelola dengan baik maka akan menjadi berkah bahkan menjadi rupiah,” pesan pengusaha yang sukses dengan mengolah sampah.

Kedepannya Ia berharap agar peluang usaha ini bisa jalan dengan baik dan cukup untuk menghidupi para pekerja. Sedangkan untuk jangka panjang Fajar berharap masalah sampah nannya dapat diatasi dengan baik dengan membuat pusat pengolahan sampah terpadu mulai dari pemilahan sampah, bank sampah, hingga mengolah sampah menjadi produk baru yang bernilai jual nggi di pasaran.

0 komentar:

Posting Komentar