Senin, 15 Februari 2016

Mendulang Rupiah Dari Bisnis Olahan Sampah

09.22 Posted by Unknown No comments
Sampai hari ini permasalahan sampah menjadi salah satu masalah di negara kita yang belum bisa terselesaikan dengan baik. Bahkan setiap tahunnya jumlah sampah di Indonesia bukannya mengalami penurunan, justru terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia.

Dari data penelian yang dimuat di jurnal Science pada bulan Februari 2015 silam, disebutkan bahwa seap tahun lautan di seluruh dunia dipenuhi sampah plask hingga 12,7 juta ton. Dan yang lebih parah, Indonesia menempa urutan nomor 2 dalam daar 20 negara yang paling banyak membuang sampah plask di laut.

Urutan teratas ditempa oleh Negara China yang membuang hingga 3,5 juta ton sampah plask ke laut seap tahunnya, Indonesia diurutan nomor dua kemudian disusul oleh Filipina, Vietnam dan Sri Lanka.

Banyaknya kota besar di Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat padat, menjadi salah satu faktor pemicu mbunan sampah di negara kita. Bahkan, diperkirakan jumlah sampah nasional mencapai 200.000 ton/ hari yang berasal dari sampah rumah tangga sebesar 48%, pasar tradisional menyumbang sampah 24%, kawasan komersial 9%, dan sampah dari fasilitas publik seper sekolah, kantor, dan jalan sebanyak 19%.

Untuk kota besar seper Jakarta, sampah dihasilkan sekitar 6.000 hingga 6.500 ton per hari. Sedangkan di daerah wisata seper Pulau Bali, sampah yang dihasilkan sudah menyentuh.

Angka 10.725 ton per hari. Yang mengejutkan lagi, Palembang yang sebelumnya memproduksi 700 ton sampah per hari kini mengalami peningkatan tajam menjadi 1.200 ton per hari. Peningkatan ini tentunya dipengaruhi oleh pertumbuhan kota di Indonesia yang semakin pesat, baik dari sisi jumlah penduduk hingga akvitas ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Tentunya kondisi ini bakal menjadi masalah serius keka permasalahan ini belum mendapatkan k terang. Semakin hari jumlah sampah di Indonesia akan terus meningkat, bahkan diprediksikan pada tahun 2019 produksi sampah di Indonesia akan menyentuh angka 67,1 juta ton sampah per tahun.

Ibarat kanker, sampah di Indonesia sudah memasuki stadium IV, jadi harus segera diamputasi. Salah satunya dengan menjadikan sampah sebagai salah satu peluang bisnis yang mendatangkan keuntungan besar bagi masyarakat Indonesia.

Langkah ini diharapkan dak hanya bisa mendatangkan sumber income bagi masyarakat Indonesia namun kedepannya juga bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jumlah produksi sampah di negara kita.

Kumpulkan Pundi Rupiah Dengan Mengolah Sampah di Sekitar Rumah

Tak bisa kita pungkiri bahwa sampai saat ini T permasalahan sampah masih menjadi PR besar bagi Bangsa Indonesia. Berbagai macam strategi telah diupayakan oleh pemerintah, lembaga sosial maupun organisasi penggiat lainnya, namun sampai hari ini belum ada solusi efekf yang dihasilkan.

Kesadaran masyarakat yang masih rendah untuk mulai berperan akf mengolah sampah, menjadi salah satu faktor pemicu munculnya berbagai macam bencana yang diakibatkan dari sampah.

Bahkan, sekarang ini kedakpedulian masyarakat terhadap sampah bisa kita lihat dari lingkup yang paling sempit. Keka melihat tumpukan sampah daun kering yang berjatuhan di halaman rumah, kebanyakan orang hanya akan membiarkannya terbuang begitu saja tanpa melakukan penanganan apapun.

Padahal, dengan pengolahan yang tepat sampah-sampah ini dapat disulap menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk tanaman. Tidak menutup kemungkinan pula bila akvitas mengolah sampah organik bisa menjadi sumber tambahan penghasilan bagi masyarakat karena pupuk kompos masih dibutuhkan para petani di Indonesia.

Nah, untuk bisa kantongi pundi-pundi rupiah dari bisnis olahan sampah, dak ada salahnya bila mulai sekarang Anda mencoba mengolah sampah organik yang ada di sekitar rumah Anda menjadi pupuk kompos untuk mendatangkan keuntungan besar seap bulan.

Target Pasar

Berkembangnya sistem pertanian dan pangan organik di berbagai belahan dunia, termasuk salah satunya di Indonesia, ternyata turut meningkatkan jumlah permintaan pupuk organik setiap bulannya. Bahkan beberapa sentra pengembang pertanian organik saat ini menjadi daerah yang membutuhkan pupuk kompos organik dalam jumlah besar. Umumnya  pupuk kompos organik sendiri dibutuhkan untuk tanaman pangan maupun horkultura.

Menurut hasil penelian yang dilakukan Puslianah, lahan sawah di Indonesia terutama di daerah Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan telah menggunakan pupuk organik secara intens dan kebutuhannya saat ini terus menunjukan peningkatan yang signifikan.

Dengan luas lahan sekitar 5,9 juta ha para petani di daerah tersebut membutuhkan sekitar 3 juta ton pupuk organik, sedangkan untuk lahan tanaman horkultura dengan luas sekitar 94 ribu ha dibutuhkan pupuk organik sebanyak 190 ribu ton. (Data ini dikup dari Masyarakat Pertanian Organik Indonesia).

Cara Mengolah Sampah Menjadi Kompos

Hampir seluruh pupuk kompos diproduksi dari sampah organik. Yang dimaksud dengan sampah organik sendiri adalah sampah yang bisa terurai, misalnya saja seper sampah daun kering, ranng kecil, sampah sayuran dan buah-buahan. Sehingga bisa diarkan pupuk kompos adalah salah satu pupuk organik yang dibuat dari proses pembusukan sampah organik (tumbuhan maupun hewan).

Untuk bisa mengolah sampah menjadi pupuk kompos, ada ga hal pokok yang wajib Anda persiapkan. Antara lain yaitu bahan baku sampah organik (misalnya seper daun kering, ranng pohon yang kecil, sayur, ampas pertanian, dan lain-lain), media pengomposan (lobang tanah atau bak), dan yang kega adalah alat-alat penunjang.

Apabila kega komponen ini telah dipersiapkan, selanjutnya Anda bisa mengiku beberapa langkah di bawah ini karena pembuatan pupuk kompos terbilang sangat mudah. Bagi Anda yang memiliki modal kecil, dak perlu khawar untuk skala bisnis rumahan pembuatan pupuk kompos bisa dilakukan secara manual dengan menggunakan alat sederhana. 
  1. Pengumpulan Sampah Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu mengumpulkan sampah organik yang ada di sekitar Anda. Bahan baku kompos bisa diambil dari sisa-sisa tanaman misalnya saja sampah dedaunan kering, ranng kecil, sampah sisa sayur, sisa buah atau kotoran. 
  2.  Memasukan Sampah Ke Tempat Pengomposan Setelah selesai dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil, secara bertahap masukan sampah ke tempat pengomposan. Dalam hal ini Anda bisa menggunakan kantong plask, masukkan potongan sampah hingga kurang lebih 10 cm dari dasar kantong. Selanjutnya siramkan larutan promi secara merata, dan masukan kembali selapis sampah sekitar 10 cm lalu siramkan kembali larutan promi. Ulangi langkah tersebut sampai kantong plask penuh.
  3.  Proses Inkubasi Apabila kantong plask sudah terisi penuh, tutup rapat kantong tersebut untuk proses inkubasi. Biarkan proses ini berlangsung kurang lebih 3 – 6 minggu hingga kompos benar-benar sudah matang.
  4.  Proses Panen Kompos Setelah 6 minggu, kompos sudah matang dan bisa langsung digunakan. Namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ada baiknya bila pupuk kompos dikeringkan, dicacah dan diayak terlebih dahulu sebelum hewan. Masing-masing bahan memiliki kandungan unsur yang berbeda, dan unsurunsur inilah yang berfungsi sebagai zat hara yang diperlukan tanaman.
Disini yang perlu Anda perhakan adalah bila sampah yang Anda kumpulkan memiliki ukuran cukup besar, sebaiknya lakukan pemotongan terlebih dahulu menjadi ukuran yang lebih kecil. Langkah ini perlu dilakukan agar bahan baku bisa masuk ke dalam kantong plask dengan mudah dipasarkan. Dengan begitu pupuk yang dihasilkan dak berbau dan bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi.

Keuntungan Bisnis Daur Ulang Sampah

Dengan modal utama berupa sampah organik serta memanfaatkan peralatan sederhana yang ada di rumah, bisa dikatakan peluang bisnis pupuk kompos ini bisa dimulai dengan modal nol rupiah. Tidak hanya itu saja, bisnis rumahan ini juga cukup mudah untuk dijalankan. Anda bisa memanfaatkan sampah dedaunan yang berserakan di halaman kemudian mengolahnya secara manual dengan peralatan yang ada di rumah.

Apalagi saat ini trend pertanian organik di negara kita sedang naik daun, bisa dipaskan bila permintaan pasar domesc terhadap pupuk organik juga ikut meningkat. Bahkan volume permintaannya jauh lebih besar dibandingkan dengan kapasitas produksi pupuk nasional.

Tingkat permintaan tersebut diperkirakan semakin nggi pada tahun-tahun mendatang menyusul kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi 1 juta ton pupuk organik. Dari jumlah tersebut kurang lebih seap tahunnya terserap 80%.

Kendala Usaha  Persaingan usaha pupuk kompos belakangan ini cukup ketat, akan tetapi kondisi tersebut justru mendorong semangat para pelaku bisnis pupuk kompos untuk berlomba lomba untuk menciptakan inovasi baru agar bisa memproduksi pupuk kompos dalam waktu yang lebih singkat. Contohnya saja bila dulunya proses produksi bisa memakan waktu 1-2 bulan, sekarang ini banyak pelaku UKM yang mampu membuat pupuk kompos dalam waktu 7-10 hari dengan bantuan mesin tepat guna.

Kendala lain yang dihadapi produsen pupuk kompos di Indonesia yaitu sulitnya mendapatkan serfikasi kelayakan dari Departemen Pertanian. Tak heran bila sampai hari ini masih banyak produsen yang belum terserfikasi dan melalui uji laboratorium. Kondisi ini dipicu karena mahalnya biaya untuk mendapatkan serfikasi. Imbasnya, karena dinilai belum memenuhi standar kualitas produk, harga pupuk organik di pasaran relaf sangat murah yakni sekitar Rp 1.900,00/  kg.

Strategi Pemasaran  Target konsumen yang disasar pada peluang bisnis ini adalah para petani dan pecinta tanaman. Bila di daerah Anda ada kumpulan kelompok tani, Anda bisa coba membuka jaringan komunikasi dengan mereka agar bisa menjadi pemasok pupuk organik di kelompok tani tersebut.

Strategi pemasaran ini cukup efekf, karena satu kelompok tani umumnya membawahi beberapa anggota. Jadi, seper islah “Sekali merengkuh dayung dua ga pulau terlampaui” keka Anda berhasil menggandeng satu kelompok tani maka dak mustahil bila Anda mendapatkan jalan ke puluhan anggotanya yang notabene adalah para petani.

Langkah berikutnya yang bisa Anda jalankan yakni menawarkan langsung ke target kosumen yang dimaksud atau bisa juga menjalin kerjasama dengan para agen, pengecer pupuk dan beberapa toko pertanian yang ada di sekitar Anda.

Sistem kerjasama yang Anda tawarkan bisa berupa p jual (konsinyasi), jual putus, ataupun sistem pre order (keka ada konsumen yang order pupuk kompos, maka mitra akan memesannya dari Anda). Untuk satu kilogram pupuk kompos biasanya dihargai sekitar Rp 1.000,00 - Rp 1.900,00/ kg, ap daerahnya berbeda-beda.

Untuk memperbanyak jumlah produksi kompos organik, maka media pengomposan juga harus lebih dari 2 lobang bak. Demikianlah sekilas gambaran peluang usaha pembuatan kompos organik. Salam kerja & usaha!!! 

Kunci Sukses

Yang penng untuk diperhakan dalam mengembangkan bisnis pupuk kompos, antara lain :
  1. Untuk mendapatkan produk yang berkualitas, paskan bahwa pupuk kompos melalui tahap pengeringan, pencacahan dan diayak terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Hal ini penng agar pupuk yang dihasilkan dak berbau dan tahan lama.
  2. Usahakan agar pupuk kompos yang Anda produksi telah mengantongi serfikasi kelayakan dari Departemen Pertanian. Untuk mendapatkan serfikasi kelayakan, Anda bisa mengajukan permohonan ke Departemen Pertanian, sedangkan untuk pengujian produk bisa dilakukan di berbagai lab kimia (contohnya di lab kimia milik universitas). Selanjutnya untuk uji keefekfannya bisa dilakukan di Balai Pertanian daerah setempat dan terakhir mengajukan izin kelayakan jual dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Dengan serfikasi tersebut dak menutup kemungkinan bila produk Anda bisa menjangkau pasar nasional dan internasional.
  3. Karena subsidi pemerintah untuk kebutuhan pupuk organik masih cukup terbatas, Anda bisa menggandeng beberapa kelompok tani atau pengelola perkebunan yang seap membutuhkan pupuk dalam jumlah besar.
  4. Mulai manfaatkan perkembangan teknologi informasi. Tidak ada salahnya bila Anda juga mulai akf promosi melalui media online. Contohnya saja membuat website toko online untuk mengopmasi penjualan pupuk organik. Dengan begitu, jangkauan pasar Anda bisa lebih luas lagi dan dak menutup kemungkinan bisa mendapatkan penawaran ekspor ke luar negeri. Sebab saat ini dak hanya Indonesia saja yang sedang mengembangkan pertanian organik.
Analisa Ekonomi

Modal Awal
Biaya
Kantong dan tali plastik
Rp.500.000,00
Larutan Premi
Rp.500.000,00
Peralatan (cangkul, cetok, ayakan, dll)
Rp.500.000,00+
Total Modal
Rp.1.500.000
Omzet

Hitungan 1 kali produksi pupuk kompos kapasitas 700 kg Harga jual pupuk Rp 2.000,00/ kg Penjualan : Rp 2.000,00 x 700 kg
Rp.1.400.000,00
Biaya operasional

Kantong dan tali plastik
Rp.200.000,00
Larutan Premi
Rp.200.000,00+
Total biaya operasional
Rp.400.000,00
Laba bersih

Laba bersih = omzet – biaya operasional Laba bersih : Rp 1.400.000,00 – Rp    400.000,00
Rp.1.000.000,00
ROI (Return of Investment)

ROI = Modal awal : laba bersih ROI = Rp 1.500.000,00 : Rp 1.000.000,00
1,5 periode produksi

Dengan  berupa sampah organik modal utama serta memanfaatkan peralatan sederhana yang ada di rumah, bisa dikatakan peluang bisnis  ini bisa dimulai pupuk kompos dengan modal nol rupiah. Bagaimana Menurut Anda? Tertarikkah untuk mendulang Rupiah dari bisnis olahan sampah ini? Silakan diperhitungkan, selamat mencoba & salam sukses selalu..

0 komentar:

Posting Komentar